“Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…” – Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

**Pogaar Geram: Taktik Visma yang Tak Jelas Bikin Jengkel di Tour de France**LILLE, PRANCIS – Tadej Pogaar, sang pemimpin UAE Team Emirates-XRG, tampaknya mulai kehilangan kesabaran dengan taktik yang diterapkan tim Jumbo-Visma di awal Tour de France 2024.

Setelah kehilangan jersey kuning ke tangan sahabat dan sekutu balapnya, Mathieu van der Poel, Pogaar tak segan mengungkapkan kekesalannya atas manuver rivalnya.

“Visma mencoba melakukan.

.

.

entah apa,” ujar Pogaar dengan nada jengkel usai etape 6 yang penuh tanjakan dan tikungan.

“Saya benar-benar tidak mengerti apa yang mereka inginkan.

Mereka seolah mencoba mengurung saya, tapi untuk apa?

Saya bahkan tidak berusaha merebut jersey kuning.

“Komentar pedas ini muncul setelah beberapa etape di mana Jumbo-Visma tampak fokus untuk mengendalikan balapan dan menjaga Pogaar dalam cengkeraman mereka.

Strategi ini, menurut banyak pengamat, terkesan kontraproduktif dan justru membuka peluang bagi pembalap lain, termasuk Van der Poel, untuk merebut keuntungan.

Memang, Pogaar sendiri mengaku senang melihat Van der Poel, rival sekaligus sahabatnya, mengenakan jersey kuning.

“Mathieu adalah teman baik dan pembalap yang luar biasa.

Saya senang dia memimpin balapan.

Dia pantas mendapatkannya,” ungkap Pogaar dengan tulus.

Namun, di balik senyum dan ucapan selamat, tersirat kekecewaan mendalam terhadap taktik yang diterapkan Jumbo-Visma.

Pogaar, yang dikenal dengan gaya balap agresif dan menyerang, merasa terhambat oleh upaya tim Belanda tersebut untuk mengontrol setiap gerakannya.

Analisis mendalam menunjukkan bahwa Jumbo-Visma mungkin berusaha untuk melemahkan Pogaar secara mental dan fisik di awal balapan.

Dengan terus-menerus menempel dan mengendalikan Pogaar, mereka berharap dia akan kelelahan dan kehilangan momentum di etape-etape krusial di pegunungan.

Namun, strategi ini tampaknya menjadi bumerang.

Alih-alih membuat Pogaar tertekan, taktik Jumbo-Visma justru membuatnya semakin termotivasi untuk membuktikan diri.

Kekesalan Pogaar, meskipun tersirat, adalah sinyal jelas bahwa dia siap untuk bertarung dan tidak akan menyerah begitu saja.

"Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…" - Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Statistik menunjukkan bahwa Pogaar masih menjadi salah satu favorit utama untuk memenangkan Tour de France tahun ini.

Kemampuannya dalam tanjakan dan time trial, dikombinasikan dengan tim yang solid, menjadikannya ancaman nyata bagi setiap rivalnya.

Dari sudut pandang pribadi, saya melihat bahwa Pogaar adalah pembalap yang jujur dan blak-blakan.

Dia tidak takut untuk mengungkapkan perasaannya, baik senang maupun kesal.

Kejujuran ini membuatnya semakin disukai oleh penggemar dan media.

Meskipun kehilangan jersey kuning, Pogaar tetaplah Pogaar.

Dia akan terus menyerang, terus berjuang, dan terus menghibur para penggemar dengan gaya balapnya yang khas.

Dan, mungkin saja, kekesalannya terhadap taktik Jumbo-Visma akan menjadi bahan bakar tambahan untuk meraih kemenangan di Paris.

Kita tunggu saja!